Berpetualang Melihat Pesona GUNUNG BROMO
read more →
Berendam di Air Alam Permandian Wendit
1. Kolam Arus, Rp. 10.000/sekali masuk
2. Mandi Bola Rp 5.000/orang
3. Kolam Spa Rp 10.000/orang dilengkapi dengan spa message
4. Tiket perahu motor Rp 5.000/orang
5. Wahana Flying Fox Rp 10.000/orang
Jl. Mangliawan Pakis – Kabupaten Malang
Telp. 0341-7751508, 7352112, 7302786
Fax. 0341-456622
Melihat Sejarah Candi Jago Malang
Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, nama candi ini yang sebenarnya adalah Jajaghu. Dalam pupuh 41 gatra ke-4 Negarakertagama dijelaskan bahwa Raja Wisnuwardhana yang memerintah Singasari menganut agama Syiwa Buddha, yaitu suatu aliran keagamaan yang merupakan perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha. Aliran tersebut berkembang selama masa pemerintahan Kerajaan Singasari, sebuah kerajaan yang letaknya sekitar 20 km dari Candi Jago. Jajaghu, yang artinya adalah ‘keagungan’, merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut tempat suci.
Ajaran Buddha tercermin dalam relief cerita Tantri Kamandaka dan cerita Kunjarakarna yang terpahat pada teras paling bawah. Pada dinding teras kedua terpahat lanjutan cerita Kunjarakarna dan petikan kisah Mahabarata yang memuat ajaran agama Hindu, yaitu Parthayajna dan Arjuna Wiwaha. Teras ketiga dipenuhi dengan relief lanjutan cerita Arjunawiwaha. Dinding tubuh candi juga dipenuhi dengan pahatan relief cerita Hindu, yaitu peperangan Krisna dengan Kalayawana.
Taman Rekreasi Tlogomas Malang Jawa Timur
Jl. Coklat no. 9C (Poros Soekarno Hatta) Malang 65141
Phone : +62 341-482122 | Fax : +62 341-408767 | SMS : 08 222 100 5555 | BBM : 33047D8F read more →
Merasakan Pelukan TAHURA RADEN SOERJO
Meskipun banyak fasilitas yang kurang terawat, Taman Hutan Raya (Tahura)R. Soerjo tetapi bisa Anda jadikan alternatif wisata Kabupaten Malang. Minimal di kawasan ini Anda bisa menghirup udara segar, berendam di air panas yang mengandung belerang, atau melakukan wisata lintas rimba untuk melihat kekayaan flora-fauna di dalamnya.
Merasakan bersih dan sejuknya udara serta hangatnya air belerang alami tentu sangat menyenangkan. Paru paru seolah dibuat tersenyum lantaran udaranya bersih yang masuk di dalamnya. Kulit putih pun sersa ceria oleh belaian hangat air belerang yang mampu mengusir debu yang menempel atau jamur yang membuat noda. Itulah kira-kira sebagian manfaat berekreasi ke Tahura R.Soerjo. Objek wisata alam ini berada di kota Batu. Letaknya geografisnya yang berada di bawah Gunung Welirang membuat Tahuru R.Soejo berudara sejuk, suhunya berkisar 13-15 derajat celcius. Dari Kota Malang jaraknya sekitar 38 km atau 29 km dari Kota Batu. Bila anda ke sana, perjalanan menuju objek wisata alam ini sudah menjadi hiburan tersendiri. Selepas Desa Sumber Brantas Anda akan melewati jalan mulus dan berliku. Di kiri-kanannya Anda akan menikmati pemandangan indah berupa hamparan ladang sayur, kebon buah apel,serta kebun segala jenis bunga hias, seperti bunga krisan, bunga mawar, hingga bunga anggrek . Di areal masuk kawasan Tahura R.Soerjo deretan kios penjual makanan kecil dan oleh” menyambut anda. Di salah satu sisinya terpampang peta wisata yang menunjukkan lokasi objek – objek wisata di kawasan Tahura R.Soerjo. Tak jauh dari peta itu anda bisa menemukan loket tiket masuk. Dengan berbekal tiket yang anda beli, permandiaan air panas Cangar dan objek wisata lain di kawasan ini bisa anda nikmati. Di permandiaan air panas Cangar anda akan menemukan lima kolam yang terdiri atas dua kolam rendam terbuka, satu kolam rendam berdinding khusus untuk wanita, satu kolam renang dewasa dan satu kolam renang anak-anak. Dari kelima kolam itu, dua kolam rendam yang berdinding batu alam menjadi kolam rendam favorit. Tak heran kalau kedua kolam itu palig ramai didatangi pengunjung. Di kolam-kolam itulah anda bisa berendam dan menikmati hangatnya air yang mengandung belerang alam. Konon air tersebut dapat menyembuhkan penyakit kulit, rematik, sampai stroke. Sayangnya, lingkungannya di sekitar permandiaan ini sangat tidak terawat, sehingga tidak sedap di pandang mata.
Di Areal kolam renang anda juga bisa melihat kawanan kera berlompatan dari pohon ke pohon yang tumbuh di sekeliling areqa kolam. Anda bisa pula menemukan pedagang yang menawarkan minuman tradisional khas Cangar. Badek namanya. Minuman tradisional berupa air tapai ketan hitam ini di jual pergelas, per botol kecil, dan per botol besar. Selain minuman itu, pedagang yang sama juga menjual tapai ketan hitam yang dikombinasikan dengan lontong ketan putih . Usai berendam dan menikmati makanan dan minuman tradisional, anda bisa melanjutkan dengan wisata lintas rimba. Di kawasan taman hutan raya ini anda dapat menjumpai macam-macam tumbuhan liar macam cemara, saren, pasang, kemlandingan gunung, dan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti padi-padian. Nama tiap tanaman umumnya dicantumkan pada papan informas pada tanaman tersebut. Anda dapat pula melihat beberapa jenis satwa liar macam rusa, kijang, babi hutan, lutung jawa, kera abu-abu, budeng, dan berbagai jenis burung seperti tekukur dan kerenda. Kalau masih belum capai, cobalah tengok pula Gua Jepang. Gua yang dibuat oleh penjajah Jepang pada saat perang dunia II hampir berakhir itu menjadi saksi bisu sejarah pada masa penjajahan Jeapang. Gua tersebut dijadikan bunker unttuk menyimpan barang sekaligus sebagai tempat perlindungan. Di lokasi wisata air panas Cangar terdapat beberapa goa jepang. Namun hanya beberapa yang masih bisa dimasukin, karena yang lain telah tertimbun.
Lokasi : Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu . Buka : Pukul 07.00-16.00 WIB Harga tiket masuk Rp 2.800 per orang Fasilitas pendukung : Gazebo, pusat informasi, pendopo, pondok wisata, penyewaan tikar dan pakaian renang, kantin/ warung makan, mushola, tempat parkir, dan toilet umum.
Turrima Ticket & Travel
Jl. Coklat no. 9C (Poros Soekarno Hatta) Malang 65141
Phone : +62 341-482122 | Fax : +62 341-408767 | SMS : 08 222 100 5555 | BBM : 33047D8F read more →
Museum Kesehatan Jiwa RSJ Dr Radjiman
Museum Kesehatan Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat beralamatkan di Jalan Ahmad Yani Lawang, Kabupaten Malang. Museum ini merupakan Museum Kesehatan Jiwa pertama dan satu-satunya di Indonesia dan dibangun di areal RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW). Museum ini dibangun sebagai wahana pembelajaran dan solusi pembelajaran sejarah perkembangan teknologi kedokteran khususnya di bidang kesehatan jiwa. Sayangnya, keberadaan museum ini tak banyak diketahui oleh masyarakat. Padahal sangat bagus untuk proses pembelajaran. Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke sini tidak dipungut biaya sama sekali. Museum Kesehatan Jiwa ini diresmikan pada 23 Juni 2009 bertepatan dengan hari jadi RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat yang ke-107 oleh Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Dr. Farid Husein, MPH.
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodinigrat Lawang sendiri didirikan berdasar Surat Keputusan Kerajaan Belanda No. 100 tanggal 30 Desember 1865. Sedangkan pengerjaan pendirian bangunan rumah sakit sendiri baru dimulai pada tahun 1884. Sebelum rumah sakit dibangun, pengelolaan pasien mental diserahkan kepada Dinas Kesehatan Tentara Belanda. Pada 23 Juni 1902, Rumah Sakit Jiwa ini dibuka secara resmi dengan nama Krankzinigen Gesticht te Lawang dengan kapasitas percobaan 500 TT dan merupakan rumah sakit jiwa tertua kedua di Indonesia setelah Bogor. Semula rumah sakit ini didirikan hanya untuk orang-orang Cina dan Belanda yang sakit jiwa. Pada zaman kolonial waktu itu, rumah sakit jiwa ini hanya melayani orang-orang kaya saja. Dalam perkembangannya kemudian, rumah sakit tersebut juga diperuntukkan bagi warga pribumi.
Pada masa penjajahan Belanda, RSJ Lawang pernah menjadi markas tentara Belanda, dan banyak menerima rujukan pasien dari berbagai daerah. Setelah masa kemerdekaan, rumah sakit ini dikenal sebagai Rumah Sakit Jiwa Sumber Porong. Dari tahun 1978 sampai sekarang, RSJ Lawang melakukan upaya pengembangan pengobatan dan perawatan pasien mental baik Rawat Jalan, Rawat Inap, Program Keswamas dan Penunjang Medik. Dalam perkembangannya pada tanggal 23 Juni 2002, saat Rumah Sakit Jiwa Lawang tepat berusia seabad, diresmikan nama baru menjadi Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW) oleh Menteri Kesehatan Dr. Achmad Sujudi, MPA. Dr. Radjiman merupakan dokter pertama di Jawa yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa Lawang pada tahun-tahun awal berdirinya. Di Museum Kesehatan Jiwa ini pengunjung bisa menyaksikan sejarah Rumah Sakit Jiwa Dr. Rajiman Wediodiningrat melalui berbagai foto dan gambar yang dipajang. Meskipun usianya sudah tua namun tetap terawat dengan baik sehingga pengunjung bisa menyaksikan dengan jelas gambar-gambar dan benda yang dipamerkan. Di samping itu, di sini tersimpan ratusan koleksi yang terdiri dari benda-benda dan dokumen-dokumen tua, yang berkaitan dengan riwayat masa lampau rumah sakit jiwa. Sayangnya, karena luas museum yang masih belum memadai, baru 700-an benda yang bisa dipajang di dalam museum. Sisanya, masih tersimpan di dalam gudang. Sekilas saat melihat dan membaca berbagai keterangan yang tertempel di semua benda dan alat itu, siapa pun pasti akan bergidik.
Di museum ini pengunjung bisa menyaksikan berbagai peralatan terapi sakit jiwa yang penggunaannya dibenarkan oleh rumah sakit jiwa maupun tidak. Seperti peralatan terapi yang dibenarkan penggunaannya dan dipajang di museum ini adalah bak hydrotherapy. Peralatan itulah yang digunakan tenaga medis RSJ pada abad ke-19 untuk merendam pasien agar pasien yang kambuh bisa tenang. Karena pada saat itu ilmu kedokteran jiwa belum maju seperti sekarang, jadi terkadang alat-alat dan perlengkapan yang digunakan untuk menerapi pasien terlihat kejam dan sadis. Padahal memang begitulah penanganan pada zaman itu. Terhadap dunia kedokteran dan dunia psikologi serta psikiatri, pengunjung juga bisa menyaksikan koleksi foto-foto para Menteri Kesehatan sejak era kepemimpinan Bung Karno hingga saat. Begitu juga berbagai foto para ahli yang turut berjasa dalam mengembangkan dunia psikiatri.
Bergeser sedikit, Anda juga akan melihat koleksi sepasang straight jacket. Di banyak film impor, adegan tokoh yang terindikasi terkena gangguan jiwa sering digambarnya mengenakan kostum ini. Yakni jaket putih dengan banyak tali serta gesper dengan bukaan di bagian punggung. Di ujung lengan terdapat tali yang gunanya untuk mengaitkan dua tangan ke belakang dengan posisi sedekap. Lalu ada juga alat yang biasanya masih dijumpai di daerah-daerah pelosok untuk menangani warga yang dianggap gila, yakni pasung kayu. Biasanya digunakan dengan posisi duduk, dua kaki dimasukkan ke dua lubang kayu yang bisa dibuka tutup. Penggunaan straight jacket dan alat pasung ini sebenarnya tidak dianjurkan. Hanya saja, pada beberapa kasus, pasien memang harus mengenakan pakaian ini agar tidak sampai melukai orang lain. Ini kami pajang agar masyarakat tahu bahwa penggunaannya dilarang karena justru akan menyakiti dan melukai penderita gangguan jiwa. Di tempat ini pula kita akan menemukan alat ‘sadis‘ lainnya, yakni alat pengiris otak. Jangan membayangkan yang tidak-tidak bila melihatnya dari jauh karena alat itu hanya menjadi bagian dari alat-alat laboratorium zaman dulu untuk meneliti otak manusia beserta gangguan-gangguannya. Jadi, bukan otaknya pasien yang dibuka dan diiris untuk menyembuhkannya.
Lalu bergeser ke bagian lain, suasana hati dan penglihatan pengunjung akan lebih sejuk dan romantis. Di ruangan juga dipajang sekitar 30 lukisan berbagai ‘aliran‘ karya pasien RSJ Lawang. Ada lukisan aliran realis yang menggambarkan pemandangan alam gunung lengkap dengan sawahnya, bunga mawar merah, juga lukisan wajah manusia dengan garis-garis wajah yang terlihat sempurna untuk karya pasien RSJ. Salah satu lukisan yang cukup menarik perhatian adalah lukisan yang dalam keterangannya berjudul ‘Wedhok….‘ karya Ajie R lengkap dengan inisial tapi tanpa identitas waktu. Wujud perempuan dalam lukisan itu berambut cokelat seleher, dengan hidung terlihat sangat mancung karena dilengkapi bayangan dan mata yang menatap hampa ke depan. Ada juga lukisan aliran abstrak yang berwujud coretan-coretan serta bangun-bangun tidak beraturan namun memiliki komposisi warna yang kuat dan padu.
Di Rumah Sakit Jiwa ini memang menyediakan ruang Kreasi yang bisa dimanfaatkan semua pasien untuk mengeksplorasi bakat minat mereka. Kegiatan di Ruang Kreasi RSJ Lawang ikut membantu proses terapi kejiwaan pasien. Mereka menjadi lebih tenang dan mudah dikendalikan. Tidak hanya lukisan, ada beberapa karya yang lain seperti gantungan kunci, tatakan gelas, tas laptop, tas hp dari bahan rajutan dan masih banyak lagi. Ini merupakan salah satu metode terapi yang dipakai RSJRW. Keterampilan yang didapat selama menjalani proses rehabilitasi diharapkan dapat digunakan sebagai bekal rehabilitan saat sudah dinyatakan sembuh dan kembali ke masyarakat.
Keberadaan Museum Kesehatan Jiwa bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan memberi pemahaman mengenai segala permasalahan kejiwaan dan penanganannya yang tepat. Selama ini masyarakat masih menilai negatif segala hal yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan. Padahal rumah sakit ini sangat bersih dan tertata rapi. Oleh karena itu, dengan adanya museum ini diupayakan akan mengubah citra masyarakat tentang Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Pengunjung museum ini kebanyakan adalah mahasiswa Stikes yang mendapat tugas untuk belajar ke sini. Selain itu, juga ada pengunjung-pengunjung dari mancanegara yang datang. Karena itu, diharapkan agar tempat ini suatu saat bisa menjadi salah satu tempat riset masalah gangguan kejiwaan.
Turrima Ticket & Travel
Jl. Coklat no. 9C (Poros Soekarno Hatta) Malang 65141
Phone : +62 341-482122 | Fax : +62 341-408767 | SMS : 08 222 100 5555 | BBM : 33047D8F read more →
Pemandian Watugede untuk Putri Raja Singasari
Pemandian Raja dan putri-putri Raja pada zaman Kerajaan Singasari ini, ditemukan oleh seorang arkeolog Belanda pada tahun 1925. Tempat yang disebut dengan Petirtaan Watugede ini terletak di Desa Watugede, Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang. Lokasi petirtaan ini cukup dekat dengan jalan antar kota Malang-Surabaya, dan bisa dicapai baik dengan mobil maupun sepeda motor. Tempatnya sangat teduh, rindang, asri, dan sejuk. Sangat nyaman dijadikan tempat untuk melepaskan penat dari terik matahari di siang hari.
Dinding kolam yang terbuat dari batu bata kuno
Petirtaan Watugede adalah sebuah pemandian kuno berbentuk empat persegi panjang dengan batu-batu bata kuno berukuran besar-besar yang dapat dikatakan masih utuh dan berfungsi sebagai dinding kolam. Sisa keindahan dari susunan batu bata ini masih dapat kita lihat meski banyak juga yang sudah berantakan. Di tepi petirtaan ini terdapat patung-patung kecil yang terus-menerus memancarkan air dari sumber dengan debit air yang cukup besar. Air kolam di pemandian kuno ini dari jauh tampak berwarna kehijau-hijauan.
Sumur & Tempat meletakkan sesaji
Di pojok kolam terdapat sebuah sumur dan tempat untuk meletakkan sesaji. Kolam ini juga memiliki sebuah tangga dari batu untuk masuk ke dalam kolam. Sebagian tangga batu tersebut masih utuh, namun ada beberapa bagian yang sudah diganti dengan tangga dari semen. Yang menarik dari tangga batu ini adalah, bahwa salah satu dari batu tersebut permukaannya berlubang-lubang dengan jarak beraturan. Batu ini disebut ”Watu Dakon” (batu dengan lubang-lubang dengan jarak tertentu seperti dalam permainan tradisional yang disebut dakon). Menurut juru kunci tempat ini yaitu Bapak Agus, Watu Dakon tersebut berfungsi sebagai penunjuk waktu untuk putri-putri Raja yang sedang mandi di tempat tersebut.
Watu Dakon
Tak jauh dari Watu Dakon ini, tepatnya di dekat sumur, juga terdapat Batu Gores berjumlah tiga buah; menurut Pak Agus fungsi dari Batu Gores adalah untuk mengasah pedang yang akan digunakan untuk melaksanakan hukuman pancung bagi lelaki mana saja yang nekad menyusup ke dalam pemandian ini sebab hanya putri Raja beserta dayang-dayang wanitanya saja boleh memasuki area pemandian ini. Masih menurut Pak Agus, di dekat sumur dulu juga terdapat gua yang berfungsi untuk tempat berlindung bagi putri-putri Raja jika sewaktu-waktu terjadi bahaya, namun gua ini sekarang sudah ditutup. Batu Gores seperti ini juga dapat kita jumpai di Museum Mpu Purwa di Kota Malang.
Batu Gores di Watugede • Batu Gores di Museum Mpu Purwa
Pengunjung yang datang ke tempat ini tentu saja kebanyakan adalah mereka yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang peninggalan-peninggalan kuno. Namun sebenarnya bagi anda yang hanya sekedar ingin menikmati udara sejuk di tengah panasnya kota, tempat ini bisa dijadikan alternatif untuk menikmati segarnya udara di bawah pepohonan. Secara keseluruhan pemandian ini juga cukup terawat meskipun masih ada satu dua kekurangan namun masih dalam batas wajar.
Petirtaan Watugede yang konon juga pernah digunakan oleh Ken Dedes ini bagaimanapun juga merupakan kekayaan bangsa untuk lebih mengenal sejarah dan budaya para nenek moyang dalam pembentukan karakter dan cikal bakal bangsa Indonesia.
Sumber: http://pesonamalangraya.com/petirtaan-watugede-pemandian-untuk-putri-putri-raja-singasari/
Pesona Wisata Bendungan Selorejo Malang
Cottage yang terletak di pinggir bendungan dapat menjadi salah satu pilihan bagi Anda yang ingin menginap di areal taman wisata ini. Cottage ini memiliki daya tarik tersendiri, dimana pemandangan waduk alam akan terlihat yang diiringi dengan kicauan burung yang akan menghiasi suasana pagi.
Nikmati kerenyahan makanan lokal khas warung dalam taman wisata yang mahir menggoreng ikan nila, mujair, dan ikan tombro. Konon, kelezatan nila goreng dan mujair bakarnya tak tertandingi dengan restoran manapun.
* Berperahu mengelilingi waduk.
* Kolam renang, tiga ban lapangan tenis, lapangan sepak bola, padang golf sembilan hole, arena sepeda gunung, sampai joging dan jalan kaki.
* Bagi pengunjung yang gemar buah-buahan bisa singgah di Pulau Jambu, di sebuah "tanjung" waduk, merupakan "hutan" jambu biji. Hanya dengan membayar Rp.1000 Anda sudah bisa menikmati Jambu biji sepuas-puasnya. Apabila Anda ingin membawanya pulang, maka akan dikenakan lagi biaya sebesar Rp.2000/10 buah.
Sejarah Museum Brawijaya Malang dan Koleksinya
Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.
Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Latar Belakang dan Sejarah
Tahun 1952. Museum didirikan dengan melatar belakangi perjuangan TKR dan rakyat Jatim dari Agresi Militer Belanda I dan II. Museum Brawijaya dibangun atas prakarsa oleh brigjen TNI (Purn) Soerachman Pengdam VIII/BRW Tahun 1959 – 1962. Motto Museum Brawijaya "CITRA UTHA PANA CAKRA (cahaya yang membangkitkan semangat)".
Museum Brawijaya diresmikan pada tanggal 04 Mei 1968 oleh Kolonel Pur. Dr. Soewondo. Terkenal dengan nama CITTA UTTHAPANA CAKRA yang berarti Api Penyebar Semangat dengan luas area mencapai 6825 m2, terbagi atas 2 area utama. Yaitu area pamer dan perkantoran. Berikut ini beberapa koleksi dari museum Brawijaya. Di depan museum itu dipajang koleksi Tank yang digunakan pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian ada senjata penangkis Serangan Udara yang disita oleh BKR pada September 1945 dari tangan Tentara Jepang. Meriam Cannon 3,5 Inch yang diberi nama Si Buang disita oleh TKR di Desa Gethering Gresik dari Tentara Belanda pada 10 Desember 1945. Kemudian Tank AMP-TRACK yang digunakan dalam pertempuran para pejuang TRIP.
Dibagian belakang museum terdapat icon dari Museum Brawijaya yaitu gerbong maut sebuah gerbong barang yang digunakan untuk mengangkut 100 Pejuang Indonesia dari Bondowoso ke Surabaya dalam keadaan pintu tertutup rapat dan tanpa ada lubang angin, hingga menewaskan hampir seluruh penumpang dan menyisakan 12 orang selamat. Selain itu Di bagian depan museum dipajang koleksi Tank yang digunakan pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian ada senjata penangkis Serangan Udara yang disita oleh BKR pada September 1945 dari tangan Tentara Jepang. Meriam Cannon 3,5 Inch yang diberi nama Si Buang disita oleh TKR di Desa Gethering Gresik dari Tentara Belanda pada 10 Desember 1945. Kemudian Tank AMP-TRACK yang digunakan dalam pertempuran para pejuang TRIP. Koleksi lainnya yang terdapat di dalam museum yaitu:
mobil “DE SOTO USA”, mobil yang digunakan Kolonel Soengkono sebagai kendaraan dinas yang pada waktu itu menjabat sebagai Panglima Divisi Brawijaya (Divisi I JATIM)1948-1950 di JATIM. Barang-barang peninggalan panglima besar jenderal Sudirman.
Foto-foto jaman perjuangan hingga foto Malang tempo dulu.
Komputer-komputer berukuran besar jaman dulu dan lain-lain.
Area pameran terbagi menjadi 5 area, yaitu:
1. Lokasi Halaman Depan Halaman depan Museum Brawijaya diberi nama “Agne Yastra Loca” yang berarti taman senjata api revolusi. Halaman depan tersebut merupakan ruang pameran terbuka yang memamerkan benda-benda bersejarah khususnya senjata-senjata berat dan kendaran lapis baja yang memiliki nilai sejarah.
2.Ruang Lobi. Pada ruangan ini terdapat tiga koleksi yang dapat dilihat oleh para pengunjung, diantaranya:
a.Relief penugasan pasukan Brawijaya
b.Relief kekuasaan Kerajaan Majapahit
c.Lambang- lambang kesatuan / Kodam seluruh Indonesia.
3. Ruang 1. Koleksi yang terdapat pada ruangan ini mulai dari tahun 1945 – 1949. Pada ruangan ini pengunjung akan diperlihatakan benda-benda bersejarah, seperti mobil De Soto, foto-foto mantan panglima Jawa Timur, senjata api, dsb. Yang paling menarik dari ruangan ini yaitu terdapatnya meja dan kursi yang digunakan oleh Bung Karno, Bung Hatta, Kol. Soengkono dalam melakukan perundingan terhadap pihak Belanda yang disebut dengan “Perundingan meja bundar”.
4. Ruang 2. Koleksi yang terdapat pada ruangan ini mulai dari tahun 1950 – sekarang. Di ruangan ini terdapat benda-benda bersejarah seperti komputer yang digunakan pada masa itu, dsb. Di ruangan ini juga terdapat foto-foto yang menarik untuk dilihat, seperti foto-foto yang menceritakan operasi khusus yang dilakukan dalam menumpas pemberontakan yang terjadi di Indonesia, dan juga terdapat foto-foto kota Malang tempo dulu.
5. Halaman Tengah. Pada ruangan terbuka ini, pengunjung akan diperlihatkan 2 buah benda bersejarah yang memiliki cerita tersendiri sehingga memberikan nama yang menarik pada kedua benda tersebut. Nama pada kedua benda tersebut adalah “Gerbong Maut” dan “Perahu Sigigir”.
Kusuma Agrowisata Batu
Terletak di daerah sejuk yang jauh dari polusi, Kusuma Agrowisata Batu memberikan kesempatan kepada Ngalamers untuk memetik sendiri buah-buahan favorit. Ada apel, jeruk, jambu merah, buah naga, strawberry, serta sayur hidroponik bebas pestisida. Ngalamers juga dapat melahap buah-buahan tersebut secara gratis sampai puas tapi dengan catatan tidak boleh dibawa pulang. Kalau ingin membawa pulang, Ngalamers akan dikenakan biaya tambahan.
Untuk menemani perjalanan Ngalamers di agrowisata ini, ada seorang pemandu yang siap menjelaskan tentang segala sesuatu mengenai budidaya tanaman serta hal-hal yang berkaitan dengan buah-buahan yang tersedia. Selain itu, Kusuma Agrowisata Batu juga menawarkan hal lain seperti War Game di area airsoft gun, mengendarai APV di mini off-road track, dan meluncur dengan Flying Fox. Satu lagi yang menarik adalah adanya Apple House dan Strawberry House. Seperti namanya, Apple dan Strawberry House adalah tempat dimana Ngalamers dapat mencicipi segala sesuatu dari bahan dasar apel (Apple Beef Steak, Mie Sarang Apel, Nasi Goreng Apel, Apple Sunrise, Apple Squash) dan strawberry (Udang Saus Strawberry, Nasi Ayam Penyet Strawberry, Chicken Fruit Starwberry, Pancake Strawberry Cheese, Strawberry Lavender Lime, Juice Strawberry Mango).
Hangatnya Pasir Putih Pantai Tanjung Lesung
Dinamakan Tanjung Lesung karena lokasinya yang menjorok ke laut mirip ujung lesung, yaitu alat tradisional penumbuk padi. Pantai yang memiliki luas 1.500 hektar ini merupakan salah satu objek wisata pantai yang wajib dikunjungi selain dua pantai yang saya sebutkan diatas.
Fasilitas lain yang tersedia di tempat ini antara lain money changer, lifeguard, information center, area parkir, area bermain anak dan lainnya. Untuk menginap terdapat berbagai variasi dan tipe mulai hotel, villa, resort, sampai homestay dengan harga yang bersaing.
Kawasan pantai ini juga cocok bagi pasangan yang ingin menikmati bulan madu. Suasananya yang tenang di balut dengan panorama alam yang indah dan romantis. Berjalan di atas pasir putih di tepi pantai sambil bergandengan tangan pada sore hari menjelang sunset, menjadikan kenangan yang berkesan dan tak terlupakan. Tiket masuk ke lokasi pantai sebesar Rp 15.000/orang. Parkir mobil Rp 8.000, parkir motor Rp 4.000. Tertarik?...buruan datang....
Wisata Eksotisme Goa Tetes Lumajang - WisataMalang.co.id
Goa Tetes berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, sekitar 50 km arah selatan dari Kota Lumajang, sebelum perbatasan antara Malang - Lumajang. Meskipun letaknya jauh dari pusat kota Lumajang, pengunjung tidak akan terlalu jenuh, karena akan disuguhi pemandangan yang indah, di sepanjang perjalanan menuju Goa Tetes. Sesampai disana sobat akan melihat goa, yang mengalirkan air diantara batuan barisan bukit-bukit yang menghijau.
Untuk bisa menikmati pesona dan keindahan yang eksotis dari goa ini, sobat harus memasuki mulut goa dan berjalan beberapa kilometer di dalamnya. Meskipun perjalanan memasuki goa ini cukup menantang dan melelahkan, rasa letih sobat akan segera terbayar dengan keindahan dan pesona luar biasa dari Goa Tetes ini.
Mata akan terperangah melihat banyaknya stalagtit dan stalagmit yang begitu elok dilihat di dalam goa ini. Stalagtit dan stalagmit berwarna-warni baik yang masih baru terbentuk maupun yang sudah berusia ratusan tahun. Dalam goa ini juga terdapat kolam yang terbentuk dari banyaknya tetesan air yang mengalir. Ada yang mengatakan bahwa air yang ada di goa ini bisa membuat awet muda. Selain itu, goa ini dipercaya bisa mempertemukan jodoh bagi yang belum menikah dan dapat mempersatukan kembali keretakan rumah tangga.
read more →
Wisata Air Terjun Grojogan Sewu di Malang
Ada beberapa kawasan di Malang yang merupakan dataran tinggi, di antaranya seperti Kecamatan Batu, Pujon dan Ngantang. Di banyak dataran tinggi di Kota Malang ini, traveler akan menjumpai beberapa destinasi yang berupa air terjun atau biasa disebut coban dalam bahasa Jawa. Beberapa waktu yang lalu, kami sekeluarga berkesempatan mengunjungi seorang adik di kawasan Jalan Margo Basuki, Sengkaling-Malang. Kami berkunjung ke sana karena istri adik ini baru pulang dari studi S2nya di luar negeri.
Kebetulan anak semata wayang kami juga sedang libur kenaikan kelas. Mumpung banyak waktu luang maka melanconglah kami ke Kota Malang. Setelah beramah-tamah dengan adik dan keluarganya di Sengkaling, keesokan harinya kami mengunjungi salah satu air terjun di kawasan Pujon-Malang. Kami berangkat agak pagi dengan mobil Toyota Starlet keluaran 1985 untuk menjelajah kawasan Pujon. Jalan menanjak dan berkelok merupakan sensasi tersendiri. Untung saja cuaca sedang bersahabat sehingga jalanan tidak licin.
Selama perjalanan kami menikmati panorama pegunungan yang cantik. Sambil sesekali, kami mengambil gambar pemandangan alam Pujon dari dalam mobil yang sedang melaju. Suatu ketika keponakan kami minta berhenti sejenak, karena ada pedagang durian di pinggir jalan. Anak, keponakan dan kami semua suka dengan buah yang harum baunya ini. Kami beristirahat sejenak, menepi dekat lapak penjual durian. Sambil menunggu mesin mobil dingin kembali, kami menikmati manis dan legitnya durian Desa Pujon.
Air terjun yang kami tuju kali ini bernama Grojogan Sewu. Mungkin, banyak traveler mengira kalau nama air terjun Grojogan Sewu itu hanya ada di Kota Karanganyar, Jawa Tengah. Jangan salah kira! Di Desa Bendosari, Pujon-Malang juga ada air terjun dengan nama yang sama. Bila traveler melakukan perjalanan dari Malang menuju Pujon maka air terjun ini bisa dilihat dari jalan raya dan memang letaknya tidak jauh dari jalan raya. Hanya kira-kira 100 meter dari jalan raya.
Untuk menuju air terjun ini kita harus berjalan kaki, karena memang akses jalan hanya memungkinkan untuk pejalan kaki saja. Traveler harus melewati jembatan masuk yang di bagian atasnya terpampang papan nama air terjun ini, kemudian berjalan melewati jembatan gantung. Setelah itu, traveler bisa menyusuri jalan setapak yang di pinggirnya terdapat hamparan sawah yang cukup luas. Air mengalir dan bebatuan sungai serta panorama sekitar yang menawan akan membuat kita betah berlama-lama di sana.
Seperti kebanyakan destinasi lainnya, traveler bisa menemukan sisa potongan lidi hio yang tak jauh dari objek wisata Air Terjun Grojogan Sewu ini. Rupanya tempat ini juga tidak luput dari sasaran para pencari rezeki yang sebelumnya melakukan ritual tertentu. Memasuki lokasi wisata air terjun ini, traveler tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Pengunjung hanya menyumbangkan uang seikhlasnya, ada sarana ibadah berupa musala kecil dan juga toilet yang terlihat baru dibangun.
Sayangnya, lokasi wisata ini belum terkelola dengan baik. Jalan masuknya hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki saja. Seandainya dibangun jalan yang mulus, mobil pasti bisa sampai ke lokasi tersebut. Lalu kalau didirikan tempat penginapan yang memadai dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung, pasti lokasi wisata ini akan lebih ramai dikunjungi banyak orang. Warga sekitar penghasilannya akan bertambah dan pendapatan daerah akan meningkat pula.
Bagi traveler yang ingin menyambangi air terjun Grojogan Sewu, Pujon-Malang bisa dengan menggunakan angkutan umum dari Kota Malang jurusan Kediri. Ada minibus yang bisa mengantar Anda menuju lokasi ini. Semoga air terjun Grojogan Sewu yang berkonsep ekowisata ini memberikan 'seribu' manfaat bagi dunia pariwisata di Indonesia.
read more →
Air Terjun Coban Pelangi Bag.2 di Wisata Malang
Coban Pelangi atau air terjun Pelangi, adalah salah satu wilayah konservasi alam di bawah perlindungan perum perhutani berjarak 10 Km dari kecamatan Tumpang dan 32 Km dari kota Malang. Air terjun ini berada d kawasan pegunungan yang terjal dan berliku, dengan kemiringan di atas 45 derajat berada pada 8,0109° LS; 112,8607° BT; 1.299,5 m dpl.
Untuk menuju air terjun, pengunjung akan melewati medan berbukit dengan kemiringan mencapai sekitar 45°. Setelah melewati bukit kurang lebih 15 menit, selebihnya adalah menyusur jalur di atas anak sungai.
Membutuhkan keadaan fisik yang sehat dan kuat untuk mencapai air terjun ini, dimana turis akan menemukan keadaan alam yang masih alami dan hijau serta pengalaman yang luar biasa mengagumkan. Hutan yang hijau, pegunungan yang sejuk, kicau burung dan sungai yang jernih adalah hal-hal yang bisa di temukan saat akan menuju Coban Pelangi.
Air terjun di Coban Pelangi mengalir dari sebuah tebing dengan ketinggian 30 M. Terdapat sebuah pondok yang di siapkan sebagai fasilitas untuk menikmati keindahan air terjun di Coban Pelangi ini. Bila beruntung, para pengunjung juga bisa menyaksikan pelangi yang terbias dari pucuk-pucuk tebing, dimana menjadi asal mula penamaan coban ini.
MELIHAT SUNSET DARI WADUK SUTAMI
Berkunjung ke Waduk Sutami, bukan hanya raga yang berekreasi, jiwa pun ikut diteduhkan oleh suasana asri dan keindahan lanskap pegunungan di sekitarnya. Di sana Anda bisa bermain dengan berbagai wahana air atau sekedar menikmati pemandangan indahnya.
Bila Anda berlibur ke Kota Blitar dari Arah Malang, cobalah singgah ke objek wisata yang satu ini, Taman Wisata Waduk Sutami. Lokasinya berada di dalam kawasan Waduk Sutami. Waduk yang juga dikenal dengan sebutan Waduk Karangkates ini hanya berjarak sekitar 32 km dari Kota Malang ke arah Blitar. Waduk yang mengendalikan aliran Sungai Brantas itu selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga sebagai tempat wisata.
Di dekat pintu masuk waduk Anda bisa melihat petunjuk arah ke berbagai atraksi yang ada di kawasan tersebut, di kawasan waduk terdapat tiga lokasi rekreasi.
Lokasi pertama berada di sebelah barat pintu masuk. Di sana Anda akan mendapati beberapa koleksi satwa rusa, orang utan, dan burung merak di dalam kandang. Anda diperbolehkan memegang tubuh rusa-rusa mungil tersebut meski melalui sekat-sekat kandang. Jika Anda menyodorkan makan, mereka akan mendekat mengarahkan kepala ke bawah, bermaksud untuk meminta lagi makanan yang Anda berikan.
Berada di kawasan yang sama, Anda akan menemukan taman bermain anak-anak yang dilengkapi fasilitas papan luncur, jungkat-jungkit, dan ayunan. Selain itu anak Anda juga bisa naik becak dengan ongkos Rp 2000,-. Rutenya, mengelilingi dua alat berat yang dipajang di tengah-tengah lintasan.
Tidak jauh dari taman bermain, tepatnya di sisi paling timur, Anda bisa melihat Monumen waduk Sutami. Monumen ini terbuat dari bahan dasar marmer yang dibentuk mirip logo Perum Jasa Tirta. Letaknya di tengah-tengah kolam air serta dilengkapi jalan penghubung antara sisi yang lain. Jika berjalan hingga ke tengah monumen Anda akan menemukan informasi tentang Waduk Sutami.
Lokasi rekreasi kedua berjarak lebih kurang 50 m arah pintu masuk. Di sini Anda akan melihat sosok Waduk Sutami, camping ground, serta berbagai fasilitas permainan air, mulai banana boat,perahu kayuh, perahu motor, dan sebagainya. Kalau sedang beruntung, di lokasi ini Anda bisa melihat atlet Jawa Timur berlatih kano atau kayak
Keindahan Waduk Sutami dapat pula Anda nikmati dari jalan di atas waduk yang menghubungkan sisi utar dan selatan. Sunrise dan sunset bila dilihat dari tempat yang sama. Ketika sunrise, Anda akan melihat Matahari muncul dari balik deretan pepohonan serta pegunungan yang berada di sebelah timur. Sinarnya berkilau indah, mamantul di permukaan air waduk. Sedangkan saat sunset, Anda akan menyaksikan Matahari menghilang di sela tiga cerobong asap mesin PLTA.
Lokasi rekreasi ketiga berada di sebelah timur pintu masuk. Disana Anda akan menemukan kolam renang yang dilengkapi waterboom mini, tempat parkir, mushola, dan restoran, untuk masuk ke areal waterboom, Anda harus membayar tiket tambahan Rp 10.000,- per orang di loket pintu masuk kolam renang.
Setelah puas berwisata di tempat wisata, sebelum pulang ada baiknya Anda mencicipi masakan olahan ikan yang tersaji di beberapa warung di pinggir jalan menuju Waduk Sutami. Jenis ikan meliputi mujair, gurami, nila, udang, udang air tawar dan patin. Ikan-ikan tersebut merupakan hasil budidaya masyarakat sekitar waduk.
Sekedar informasi tambahan, Waduk Karangkates diresmikan pada 16 April 1981 sebagai waduk tipe urugan. Tinggi urugan waduk 100m, lebar dasar 400m, dan volume timbunan 6.156.000 m3.