Bagi para penggemar wisata pantai, tentunya tahu objek wisata Tanah Lot
yang ada di Bali. Anda tak perlu jauh-jauh ke pulau Dewata untuk
menikmati pesona alam yang seperti itu. Sebab di Pulau Jawa pun ada
tempat wisata
serupa yang tak kalah indah. Cobalah datang ke Pantai Balekambang di Malang. Kontur dan bentuk pantai beserta kondisi alamnya memang mirip dengan Tanah Lot Bali. Sebuah pura Hindu berdiri anggun pada batu raksasa yang menghadap ke samudera luas.
serupa yang tak kalah indah. Cobalah datang ke Pantai Balekambang di Malang. Kontur dan bentuk pantai beserta kondisi alamnya memang mirip dengan Tanah Lot Bali. Sebuah pura Hindu berdiri anggun pada batu raksasa yang menghadap ke samudera luas.
Pantai Balekambang berada di Desa
Srigoco, Kecamatan Bantur, sekitar 70 kilometer arah selatan Kota
Malang, Jawa Timur. Pantai ini landai dan dipenuhi dengan karang laut
yang membentang sepanjang 2 km dengan lebar 200 meter ke arah laut.
Sewaktu air laut surut tampak ikan hias serta aneka ragam biota laut
lainnya berkerumun di atas air. Pantai yang dijuluki Tanah Lot-nya Jawa
ini cukup menawan dan layak dikunjungi, khususnya di akhir pekan.
Suasananya sangat asri, pantainya juga bersih dan terawat. Pasir putih
sepanjang dua kilometer berpadu dengan ombak yang menggulung sungguh
memanjakan mata pengunjung.
Di lepas pantai nampak tiga buah pulau
berjajar ke arah barat, yaitu Pulau Ismoyo, Pulau Anoman, dan Pulau
Wisanggeni. Ketiga pulau itu dinamai sesuai karakter dalam pewayangan.
Pulau Wisanggeni terhubung langsung ke pantai Balekambang sedangkan
Pulau Ismoyo dihubungkan oleh jembatan beton sepanjang 100 meter. Di
Pulau Ismoyo inilah berdiri sebuah pura bernama Pura Amerta Jati atau
juga dikenal sebagai Pura Ismoyo. Pura ini memiliki karakteristik yang
berbeda dari pura-pura Hindu lainnya di Bali. Keindahannya semakin
terlihat saat matahari terbenam.
Pura Amerta Jati atau Pura Ismoyo
dibangun tahun 1985 atas prakarsa Bupati Malang Edi Slamet. Didesain
mengikuti Pura Tanah Lot yang terkenal di Bali, pura ini juga merupakan
tempat suci bagi umat Hindu dan sering digunakan sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan keagamaan. Saat hari-hari besar umat Hindu, pura
ini akan terasa sangat ramai. Jika sempat, Anda bisa berkunjung ke
pantai ini di saat bulan Suro. Biasanya pada bulan ini Pantai
Balekambang ramai didatangi wisatawan baik dari dalam negeri maupun
mancanegara. Warga setempat yang masih memegang tradisi biasa menggelar
upacara Surohan dan upacara Jalanidha Puja.
Walaupun letak pantai ini cukup
terpencil, namun Pantai Balekambang memiliki semua fasilitas yang
diperlukan wisatawan, mulai dari warung makan tradisional, restoran,
penjaga pantai, toko suvenir, toilet umum, tempat parkir yang luas, camping ground, kantor informasi, bungalow sederhana, mushola dan pendopo, hingga penginapan. Bahkan kini ada wahana flying fox. Permainan ini dibuka sejak Agustus 2012. Namun flying fox
ini hanya buka setiap Sabtu-Minggu. Selain itu, permainan untuk
anak-anak juga menjadi daya tarik. Beragam mainan seperti ayunan dan
patung hewan lengkap tersedia. Bahkan tak lama lagi akan disediakan
persewaan ATV.
Pantai yang dijuluki Tanah Lot-nya Pulau
Jawa ini dapat dicapai dengan kendaraan pribadi melalui Kecamatan
Gondanglegi dan Kecamatan Bantur, dilanjutkan ke Desa Srigoco.
Perjalanan ini dapat pula dicapai melalui Kecamatan Kepanjen, Kecamatan
Pagak belok ke kiri ke arah Kecamatan Bantur.
Harga tiket masuk lokasi wisata ini
adalah Rp 15.000 per orang. Jika pengunjung bermaksud menginap di
kawasan pantai ini, ada beberapa pilihan. Mulai dari penginapan
sederhana yang membanderol harga Rp 100 ribu per harinya hingga hotel
yang kualitasnya lebih bagus dengan tarif Rp 350-500 ribu per hari.
Penginapan ini memiliki fasilitas yang memadai dan menyuguhkan
pemandangan langsung pantai dan laut lepas. Selain itu, Anda juga bisa
menginap di hotel berbintang seperti Griyadi Montana Hotel, The Graha Cakra, Ollino Garden Hotel, dan lain-lain.
Pantai ini berdekatan dengan Pantai Kondang Merak, Pantai Ngliyep, Pantai Bajul Mati, Pantai Gua China, dan Pantai Sendang Biru.
0 comments: