Wisata Air Terjun Coban Pelangi di Malang - Paket Wisata di Malang Wisatamalang.Co.Id
wisata di malang, tempat wisata malang, tempat wisata, wisata malang batu, batu malang, wisata batu, kota malang, kota wisata malang, wisata di batu, hotel malang, batu malang, hotel malang, kota malang, kota wisata malang, tempat wisata, tempat wisata malang, wisata batu, wisata di malang, wisata jatim

Wisata Air Terjun Coban Pelangi di Malang

  • Posted by Dedi Mukhlas
  • at 7:17 AM -
  • 0 comments
Jika rekreasi keluarga di tempat ini, resikonya adalah “mundak” bagi si kecil karena jalannya lama dan cukup melelahkan. atau berkuda yang memang tersedia di tempat ini. Harganya cukup murah, dibanding kelelahan jalan di tempat yang berkelok naik turun seperti ini. Suka suasana pedesaan yang asri dan sejuk untuk mengisi liburan? Mungkin rekreasi ke air terjun Coban Pelangi yang ada di kota Malang ini bisa jadi pilihan. Air terjun dalam bahasa Jawa biasa disebut Coban. Jadi nama asli tempat ini sebenarnya oleh penduduk setempat hanya dinamakan Coban Pelangi. Bernama Pelangi, karena apabila matahari bersinar terang alias tidak ada mendung dan posisi jatuhnya air tepat mengenai cipratan air  yang jatuh kebawah (sekitar jam 10.00 pagi) maka akan terlihat garis pelangi pada air terjun tersebut.

Coban Pelangi terletak di ujung timur wilayah Kabupaten Malang, tepatnya di kecamatan Poncokusumo. Dari kota Malang, tempat yang indah dan menyejukkan ini berjarak sekitar 32 km dan dikitari panorama kebun milik masyarakat yang subur ditanami sayur. Beberapa rumah bahkan masih menyisakan halaman yang ditumbuhi bawang, kubis, tomat dan apel. Makin dekat dengan obyek wisata ini, makin sering terlihat apel bergelantungan di pohon yang terletak di setiap rumah warga, seolah tanaman ini hanya penghias rumah, bukan tanaman produktif yang jadi andalan warga poncokusumo serta jadi pesaing berat kota batu dalam menghasilkan buah apel yang terkenal sebagai Apel Malang (berbagai jenis/varietas apel: Manalagi, Ana, dll).

Untuk menuju kawasan ini, dari arah kota menuju Bandara Abdurrahman Saleh kemudian lurus hingga mencapai Desa Gubug Klakah. Jalan ini biasa dilalui para pendaki untuk naik ke Semeru maupun gunung Bromo. Kawasan tersebut memang dekat dengan hutan lindung Bromo Tengger Semeru. Dari Gubuk Klakah, jalanan terus menanjak dengan kemiringan sekitar 40 derajat Celsius. Sampai akhirnya tiba di obyek wisata air terjun itu sendiri. Sepanjang jalan kita benar-benar merasakan hawa dingin dan pemandangan alam yang sangat asri dan alami. Makanya, untuk berekreasi ke tempat ini sebaiknya di musim panas/kemarau agar tidak terganggu hujan dan hawa dingin yang makin menusuk.
Baiknya, di dekat obyek wisata tersebut sekarang ini sudah ada beberapa tempat penginapan sederhana yang harganya pasti terjangkau, namun tentu saja fasilitasnya sangat terbatas dan apa adanya sesuai kondisi lingkungan sekitar yang masih bernuansa pedesaan.
Masuk menuju tempat ini harus membeli tiket seharga Rp 5000,- (kalau hari raya atau libur harga biasanya lebih mahal) per orang. Tempat parkirnya juga berada didalam dan dijaga beberapa petugas untuk keamanan motor yang akan dititipkan. Sedangkan untuk kendaraan roda empat parkirnya di luar/halaman depan. Tempat parkir didalam ini agak unik, karena posisinya miring/mendaki sehingga untuk parkir paling atas harus dinaiki motornya dan agak tancap gas untuk sampai tempat yang dituju.
Setelah itu kita harus turun melewati jalan yang berbentuk undak-undakan kemudian beberapa kali jalan berganti naik dan berkelok-kelok. Bagi yang belum terbiasa jalan dalam suasana alam seperti ini cukup melelahkan, apalagi kanan kiri berupa bukit dan jurang. Bagusnya memang tersedia warung-warung sederhana bagi yang ingin minum panas maupun dingin dan camilan sederhana seperti gorengan dan mi instan, kopi maupun teh untuk sejenak beristirahat di tengah perjalanan. Bagi yang tidak ingin ngemil, tersedia juga tempat duduk untuk istirahat ditengah perjalanan untuk kemudian melanjutkan lagi sampai ke obyek yang dituju.
Di tengah perjalanan kita akan menemukan sungai yang lumayan lebar dengan batu-batu besar dan air cukup deras alirannya. Tapi jangan khawatir, disana tersedia jembatan bamboo yang cukup kuat dan dijamin aman untuk dilewati. Tapi tentu saja harus bergantian kalau ada banyak orang yang akan menyeberang dari dua arah yang berlawanan. Selain untuk keamanan, juga jembatan lebarnya kecil/sempit, karena untuk menjaga kekuatannya memang dibuat tidak terlalu lebar. Dari jembatan ini suara gemuruh air terjun sudah terdengar dan hawa dingin mulai terasa. Jika perjalanan diteruskan, apalagi dengan bersemangat, sekitar 10 menit kemudian sudah sampailah kita di depan air terjun. Perasaan yang selama perjalanan hanya diliputi penasaran dan lelah, terbayar sudah. Pemandangan benar-benar menakjubkan. Air terjun setinggi 96 m dan lumayan deras itu seperti membuat semua orang yang memandangnya berhenti berpikir, kecuali mengagumi keelokan lukisan alam yang indah dan menakjubkan ini ditengah alam yang sederhana dan asli.
Karena debit air cukup deras, dan tanda-tanda peringatan banyak dipasang di sekitar air terjun, maka sebaiknya pengunjung hanya sampai didepan pagar yang dipasang saja untuk berdiri melihat pemandangan. Jika kita turun untuk mendekat, misalnya mencebur kesungai dibawah yang mengalirkan airnya setelah jatuh kebawah, dengan batu-batu yang licin karena lumut dan dingin seperti es, maka pengunjunglah yang harus ekstra hati-hati.
Selain resiko terpeleset juga bisa tertimpa longsoran batu/tanah dari atas yang sewaktu-waktu terjadi. Apalagi jika datang lebih dekat kearah pancuran, resiko terbesar adalah jatuh dan tenggelam tertimpa guyuran air dengan debit cukup besar. Dan ini resiko paling fatal, karena bisa mengancam nyawa. Maka sebaiknya kita cukup menikmati pemandangan yang indah ini saja. Bahkan jika beruntung, cuaca cerah dengan matahari yang cukup terik pada jam sekitar 10.00 -14.00 siang, kita bisa melihat pelangi di sekitar air terjun.

0 comments: