wisata di malang, tempat wisata malang, tempat wisata, wisata malang batu, batu malang, wisata batu, kota malang, kota wisata malang, wisata di batu, hotel malang, batu malang, hotel malang, kota malang, kota wisata malang, tempat wisata, tempat wisata malang, wisata batu, wisata di malang, wisata jatim

Keindahan Coban Rondo

Air terjun selalu menjadi objek wisata alam yang menarik. Air yang jatuh dari ketinggian tebing-tebing batu ini menjadi pemandangan yang indah. Terlebih jika tempat tersebut memiliki kisah ataupun legenda turun temurun. Tak sedikit air terjun di Indonesia yang mempunyai cerita ataupun kisah yang dipercaya masyarakat hingga sekarang. Salah satunya terdapat di Malang. Di kota apel ini terdapat air terjun yang indah dan memiliki legenda menarik yaitu air terjun Coban Rondo.
Wanawisata Coban Rondo berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Letaknya berada di tengah hutan pinus yang dikelola oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pujon, Perum Perhutani Malang dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G. Coban Rondo terletak di ketinggian 1.135 meter di lereng utara Gunung Kawi. Airnya berasal dari air sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi. Debit air terjun di tempat ini bisa mencapai 150 liter per detik pada musim hujan dan 90 liter per detik pada musim kemarau.
‘Rondo’ dalam bahasa Jawa bermakna janda. Nama Coban Rondo diambil dari dongeng awal terbentuknya air terjun ini. Dahulu kala ada sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahannya. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan mempelai laki-laki bernama Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah 36 hari menikah, Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan Joko Lelono. Tampaknya Joko Lelono tertarik dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan ingin merebutnya dari Raden Baron Kusuma. Perkelahianpun tidak dapat dihindarkan. Raden Baron Kusuma memerintahkan para punakawan (pendamping) agar membawa Dewi Anjarwati ke suatu tempat yang ada cobannya (air terjun). Perkelahian tersebut menyebabkan keduanya gugur. Dengan meninggalnya Raden Baron Kusuma maka Dewi Anjarwati menjadi janda atau “rondo”. Sejak saat itulah air terjun yang ditempati Dewi Anjarwati lebih dikenal sebagai Coban Rondo. Konon batu besar yang ada di bawah air terjun itu merupakan tempat duduk sang putri.
 Lokasinya yang berdekatan dengan Kota Wisata Batu memang sangat menguntungkan objek wisata milik Perhutani ini. Fasilitas yang ditampilkan di coban ini tidak hanya air terjun setinggi 84 meter saja, namun dilengkapi juga dengan River Tubing, War Game, Camp Ground, Tasung, Volley Jump, Family Gathering, Labirint, Jungle Trekking, dan Outbound. Fasilitas permainan War Game dengan memakai Pin Ball dan Fun Tubing  bisa dinikmati sejak awal tahun 2013 ini.
Selain aneka permainan, Coban Rondo juga mempunyai ‘Mini Zoo’ dengan menghadirkan beberapa satwa yang dilindungi, seperti aneka jenis rusa, landak, dan monyet. Di taman satwa ini juga disediakan kuda tunggangan yang bisa disewa para pengunjung untuk berkeliling taman. Tidak jauh dari taman itu ada penginapan Griya Wana Coban Rondo untuk wisatawan dengan tarif sekitar Rp 150.000 per malam. Di perbukitan sekitarnya banyak tumbuh aneka pepohonan yang dihuni oleh sekawanan monyet. Monyet-monyet di tempat tersebut cukup jinak, bahkan bisa diajak bercengkerama jika Anda memberinya jagung atau kacang.
Untuk memasuki lokasi Coban Rondo pengunjung diharuskan membayar tiket masuk terlebih dahulu. Sejak 1 Mei 2013 harga tiket masuk ke objek wisata ini resmi dinaikkan oleh pengelolanya. Untuk wisatawan lokal tiket semula adalah Rp 8.000, sekarang menjadi Rp 10.000. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara harga tiket semula Rp 10.000 dinaikkan menjadi Rp 15.000. Tarif  untuk tiket parkir adalah Rp 2000.
 Untuk menuju Wanawisata Coban Rondo ini, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Batu atau Kota Malang dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Dari jalan raya antara Batu dan Pujon pengunjung akan melintasi jalan beraspal di tengah hutan pinus sejauh 2 kilometer. Akses jalan menuju wanawisata ini cukup berkelok-kelok, bertebing dan di sisi lainnya terdapat jurang yang curam serta rawan longsor.
Bila menggunakan kendaraan umum Anda bisa naik bus tujuan Kediri, dan turun di depan Patung Sapi di pintu gerbang menuju Coban Rondo. Jarak dari gerbang ini menuju air terjun Coban Rondo masih sekitar 4 kilometer. Anda bisa naik ojek dari sini. Oya, 2 kilometer sebelum memasuki kawasan wisata, Anda akan menemui papan bertuliskan ‘Welcome to Wana Wisata Coban Rondo’. Dari sini, Anda harus berbelok ke arah kiri untuk menuju tempat tersebut. Kemudian jalanan terus menurun dengan suasana hutan. Di suatu tempat yang melandai, terdapat kedai-kedai pedagang dan berbagai jenis kendaraan berjajar. Di situlah terminal akhir pengunjung berkendaraan. Untuk menuju coban dari lokasi parkir, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 500 meter menyusuri aliran sungai dan sedikit menanjak.
 Setelah sampai di lokasi wisata air terjun, sejauh mata memandang para pengunjung seakan dikepung bukit yang menjulang. Angin berhembus begitu kencang, air yang turun seperti air hujan yang lebat. Udara sejuk dan suasana segar serta dinaungi oleh pepohonan rindang membuat pengunjung akan betah berlama-lama di obyek wisata ini. Yang menarik adalah di atas Coban Rondo ini ternyata terdapat air terjun kembar yang disebut Coban Manten. Airnya mengalir ke bawah, lalu menyatu menjadi Coban Dudo. Uniknya, Coban Dudo tersebut mengalir lagi ke bawah menjadi Coban Rondo.
Tempat wisata yang berada di bawah naungan PT Palawi (Perhutani Alam Wisata) Resource ini juga memfasilitasi pengunjung yang ingin menginap dengan mendirikan beberapa wisma. Tarifnya mulai dari Rp 65.000 hingga Rp 400.000 per malam, dengan dua kamar dan ruang tamu berfasilitas televisi, air hangat, dan dapur. Selain itu jika Anda bermaksud mengunjungi tempat lainnya di Malang, Anda bisa singgah di Hotel Trio Indah, Santika Premiere Malang Hotel, atau Tugu Malang Hotel.
Wisata air terjun lainnya di kota Malang yang dapat Anda nikmati antara lain air terjun Coban Sewu, Air Terjun Coban Pelangi, Air Terjun Coban Talun, dan lain-lain.

read more →

Wisata Eksotisme Goa Tetes Lumajang - WisataMalang.co.id

Wisata Eksotisme Goa Tetes Lumajang - WisataMalang.co.id ? Selain gunung dan pantai, ternyata Lumajang juga memiliki goa yang cukup unik. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama Goa Tetes, mungkin karena tetesan air dari atas goa ini yang tak pernah berhenti di beberapa area goa. Tetesan air dari atas goa ini lebih mirip air terjun karena saking banyaknya air yang menetes. Bahkan pengunjung banyak menyangka objek wisata ini adalah wisata air terjun daripada wisata goa.

Goa Tetes berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, sekitar 50 km arah selatan dari Kota Lumajang, sebelum perbatasan antara Malang - Lumajang. Meskipun letaknya jauh dari pusat kota Lumajang, pengunjung tidak akan terlalu jenuh, karena akan disuguhi pemandangan yang indah, di sepanjang perjalanan menuju Goa Tetes. Sesampai disana sobat akan melihat goa, yang mengalirkan air diantara batuan barisan bukit-bukit yang menghijau.

Untuk bisa menikmati pesona dan keindahan yang eksotis dari goa ini, sobat harus memasuki mulut goa dan berjalan beberapa kilometer di dalamnya. Meskipun perjalanan memasuki goa ini cukup menantang dan melelahkan, rasa letih sobat akan segera terbayar dengan keindahan dan pesona luar biasa dari Goa Tetes ini.

Mata akan terperangah melihat banyaknya stalagtit dan stalagmit yang begitu elok dilihat di dalam goa ini. Stalagtit dan stalagmit berwarna-warni baik yang masih baru terbentuk maupun yang sudah berusia ratusan tahun. Dalam goa ini juga terdapat kolam yang terbentuk dari banyaknya tetesan air yang mengalir. Ada yang mengatakan bahwa air yang ada di goa ini bisa membuat awet muda. Selain itu, goa ini dipercaya bisa mempertemukan jodoh bagi yang belum menikah dan dapat mempersatukan kembali keretakan rumah tangga.
read more →

Wisata Air Terjun Grojogan Sewu di Malang

Wisata Air Terjun Grojogan Sewu di Malang-Malang punya banyak tempat liburan yang masih alami, seperti air terjun Grojogan Sewu. Pemandangan air terjun ini cantik dan udara di sekitarnya masih segar. Yuk, habiskan libur akhir pekan Anda di sini! Kabupaten Malang di Jawa Timur memiliki hawa yang sejuk. Kota yang sangat terkenal dengan kuliner bakwan Malangnya ini memang merupakan kawasan pegunungan. Malang juga sangat identik dengan pariwisata.

Ada beberapa kawasan di Malang yang merupakan dataran tinggi, di antaranya seperti Kecamatan Batu, Pujon dan Ngantang. Di banyak dataran tinggi di Kota Malang ini, traveler akan menjumpai beberapa destinasi yang berupa air terjun atau biasa disebut coban dalam bahasa Jawa. Beberapa waktu yang lalu, kami sekeluarga berkesempatan mengunjungi seorang adik di kawasan Jalan Margo Basuki, Sengkaling-Malang. Kami berkunjung ke sana karena istri adik ini baru pulang dari studi S2nya di luar negeri.

Kebetulan anak semata wayang kami juga sedang libur kenaikan kelas. Mumpung banyak waktu luang maka melanconglah kami ke Kota Malang. Setelah beramah-tamah dengan adik dan keluarganya di Sengkaling, keesokan harinya kami  mengunjungi salah satu air terjun di kawasan Pujon-Malang. Kami berangkat agak pagi dengan mobil Toyota Starlet keluaran 1985 untuk menjelajah kawasan Pujon. Jalan menanjak dan berkelok merupakan sensasi tersendiri. Untung saja cuaca sedang bersahabat sehingga jalanan tidak licin.

Selama perjalanan kami menikmati panorama pegunungan yang cantik. Sambil sesekali, kami mengambil gambar pemandangan alam Pujon dari dalam mobil yang sedang melaju. Suatu ketika keponakan kami minta berhenti sejenak, karena ada pedagang durian di pinggir jalan. Anak, keponakan dan kami semua suka dengan buah yang harum baunya ini. Kami beristirahat sejenak, menepi dekat lapak penjual durian. Sambil menunggu mesin mobil dingin kembali, kami menikmati manis dan legitnya durian Desa Pujon.

Air terjun yang kami tuju kali ini bernama Grojogan Sewu. Mungkin, banyak traveler mengira kalau nama air terjun Grojogan Sewu itu hanya ada di Kota Karanganyar, Jawa Tengah. Jangan salah kira! Di Desa Bendosari, Pujon-Malang juga ada air terjun dengan nama yang sama. Bila traveler melakukan perjalanan dari Malang menuju Pujon maka air terjun ini bisa dilihat dari jalan raya dan memang letaknya tidak jauh dari jalan raya. Hanya kira-kira 100 meter dari jalan raya.


Untuk menuju air terjun ini kita harus berjalan kaki, karena memang akses jalan hanya memungkinkan untuk pejalan kaki saja. Traveler harus melewati jembatan masuk yang di bagian atasnya terpampang papan nama air terjun ini, kemudian berjalan melewati jembatan gantung. Setelah itu, traveler bisa menyusuri jalan setapak yang di pinggirnya terdapat hamparan sawah yang cukup luas. Air mengalir dan bebatuan sungai serta panorama sekitar yang menawan akan membuat kita betah berlama-lama di sana.

Seperti kebanyakan destinasi lainnya, traveler bisa menemukan sisa potongan lidi hio yang tak jauh dari objek wisata Air Terjun Grojogan Sewu ini. Rupanya tempat ini juga tidak luput dari sasaran para pencari rezeki yang sebelumnya melakukan ritual tertentu. Memasuki lokasi wisata air terjun ini, traveler tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Pengunjung hanya menyumbangkan uang seikhlasnya, ada sarana ibadah berupa musala kecil dan juga toilet yang terlihat baru dibangun.

Sayangnya, lokasi wisata ini belum terkelola dengan baik. Jalan masuknya hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki saja. Seandainya dibangun jalan yang mulus, mobil pasti bisa sampai ke lokasi tersebut. Lalu kalau didirikan tempat penginapan yang memadai dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung, pasti lokasi wisata ini akan lebih ramai dikunjungi banyak orang. Warga sekitar penghasilannya akan bertambah dan pendapatan daerah akan meningkat pula.

Bagi traveler yang ingin menyambangi air terjun Grojogan Sewu, Pujon-Malang bisa dengan menggunakan angkutan umum dari Kota Malang jurusan Kediri. Ada minibus yang bisa mengantar Anda menuju lokasi ini. Semoga air terjun Grojogan Sewu yang berkonsep ekowisata ini memberikan 'seribu' manfaat bagi dunia pariwisata di Indonesia.
read more →

Air Terjun Coban Pelangi Bag.2 di Wisata Malang

Coban Pelangi atau air terjun Pelangi, adalah salah satu wilayah konservasi alam di bawah perlindungan perum perhutani berjarak 10 Km dari kecamatan Tumpang dan 32 Km dari kota Malang. Air terjun ini berada d kawasan pegunungan yang terjal dan berliku, dengan kemiringan di atas 45 derajat berada pada 8,0109° LS; 112,8607° BT; 1.299,5 m dpl.

Untuk menuju air terjun, pengunjung akan melewati medan berbukit dengan kemiringan mencapai sekitar 45°. Setelah melewati bukit kurang lebih 15 menit, selebihnya adalah menyusur jalur di atas anak sungai.

Membutuhkan keadaan fisik yang sehat dan kuat untuk mencapai air terjun ini, dimana turis akan menemukan keadaan alam yang masih alami dan hijau serta pengalaman yang luar biasa mengagumkan. Hutan yang hijau, pegunungan yang sejuk, kicau burung dan sungai yang jernih adalah hal-hal yang bisa di temukan saat akan menuju Coban Pelangi.

Air terjun di Coban Pelangi mengalir dari sebuah tebing dengan ketinggian 30 M. Terdapat sebuah pondok yang di siapkan sebagai fasilitas untuk menikmati keindahan air terjun di Coban Pelangi ini. Bila beruntung, para pengunjung juga bisa menyaksikan pelangi yang terbias dari pucuk-pucuk tebing, dimana menjadi asal mula penamaan coban ini.

MELIHAT SUNSET DARI WADUK SUTAMI
Berkunjung ke Waduk Sutami, bukan hanya raga yang berekreasi, jiwa pun ikut diteduhkan oleh suasana asri dan keindahan lanskap pegunungan di sekitarnya. Di sana Anda bisa bermain dengan berbagai wahana air atau sekedar menikmati pemandangan indahnya.
Bila Anda berlibur ke Kota Blitar dari Arah Malang, cobalah singgah ke objek wisata yang satu ini, Taman Wisata Waduk Sutami. Lokasinya berada di dalam kawasan Waduk Sutami. Waduk yang juga dikenal dengan sebutan Waduk Karangkates ini hanya berjarak sekitar 32 km dari Kota Malang ke arah Blitar. Waduk yang mengendalikan aliran Sungai Brantas itu selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga sebagai tempat wisata.
Di dekat pintu masuk waduk Anda bisa melihat petunjuk arah ke berbagai atraksi yang ada di kawasan tersebut, di kawasan waduk terdapat tiga lokasi rekreasi.
Lokasi pertama berada di sebelah barat pintu masuk. Di sana Anda akan mendapati beberapa koleksi satwa rusa, orang utan, dan burung merak di dalam kandang. Anda diperbolehkan memegang tubuh rusa-rusa mungil tersebut meski melalui sekat-sekat kandang. Jika Anda menyodorkan makan, mereka akan mendekat mengarahkan kepala ke bawah, bermaksud untuk meminta lagi makanan yang Anda berikan.
Berada di kawasan yang sama, Anda akan menemukan taman bermain anak-anak yang dilengkapi fasilitas papan luncur, jungkat-jungkit, dan ayunan. Selain itu anak Anda juga bisa naik becak dengan ongkos Rp 2000,-. Rutenya, mengelilingi dua alat berat yang dipajang di tengah-tengah lintasan.
Tidak jauh dari taman bermain, tepatnya di sisi paling timur, Anda bisa melihat Monumen waduk Sutami. Monumen ini terbuat dari bahan dasar marmer yang dibentuk mirip logo Perum Jasa Tirta. Letaknya di tengah-tengah kolam air serta dilengkapi jalan penghubung antara sisi yang lain. Jika berjalan hingga ke tengah monumen Anda akan menemukan informasi tentang Waduk Sutami.
Lokasi rekreasi kedua berjarak lebih kurang 50 m arah pintu masuk. Di sini Anda akan melihat sosok Waduk Sutami, camping ground, serta berbagai fasilitas permainan air, mulai banana boat,perahu kayuh, perahu motor, dan sebagainya. Kalau sedang beruntung, di lokasi ini Anda bisa melihat atlet Jawa Timur berlatih kano atau kayak
Keindahan Waduk Sutami dapat pula Anda nikmati dari jalan di atas waduk yang menghubungkan sisi utar dan selatan. Sunrise dan sunset bila dilihat dari tempat yang sama. Ketika sunrise, Anda akan melihat Matahari muncul dari balik deretan pepohonan serta pegunungan yang berada di sebelah timur. Sinarnya berkilau indah, mamantul di permukaan air waduk. Sedangkan saat sunset, Anda akan menyaksikan Matahari menghilang di sela tiga cerobong asap mesin PLTA.
Lokasi rekreasi ketiga berada di sebelah timur pintu masuk. Disana Anda akan menemukan kolam renang yang dilengkapi waterboom mini, tempat parkir, mushola, dan restoran, untuk masuk ke areal waterboom, Anda harus membayar tiket tambahan Rp 10.000,- per orang di loket pintu masuk kolam renang.
Setelah puas berwisata di tempat wisata, sebelum pulang ada baiknya Anda mencicipi masakan olahan ikan yang tersaji di beberapa warung di pinggir jalan menuju Waduk Sutami. Jenis ikan meliputi mujair, gurami, nila, udang, udang air tawar dan patin. Ikan-ikan tersebut merupakan hasil budidaya masyarakat sekitar waduk.
Sekedar informasi tambahan, Waduk Karangkates diresmikan pada 16 April 1981 sebagai waduk tipe urugan. Tinggi urugan waduk 100m, lebar dasar 400m, dan volume timbunan 6.156.000 m3.

read more →

Wisata Air Terjun Coban Pelangi di Malang

Jika rekreasi keluarga di tempat ini, resikonya adalah “mundak” bagi si kecil karena jalannya lama dan cukup melelahkan. atau berkuda yang memang tersedia di tempat ini. Harganya cukup murah, dibanding kelelahan jalan di tempat yang berkelok naik turun seperti ini. Suka suasana pedesaan yang asri dan sejuk untuk mengisi liburan? Mungkin rekreasi ke air terjun Coban Pelangi yang ada di kota Malang ini bisa jadi pilihan. Air terjun dalam bahasa Jawa biasa disebut Coban. Jadi nama asli tempat ini sebenarnya oleh penduduk setempat hanya dinamakan Coban Pelangi. Bernama Pelangi, karena apabila matahari bersinar terang alias tidak ada mendung dan posisi jatuhnya air tepat mengenai cipratan air  yang jatuh kebawah (sekitar jam 10.00 pagi) maka akan terlihat garis pelangi pada air terjun tersebut.

Coban Pelangi terletak di ujung timur wilayah Kabupaten Malang, tepatnya di kecamatan Poncokusumo. Dari kota Malang, tempat yang indah dan menyejukkan ini berjarak sekitar 32 km dan dikitari panorama kebun milik masyarakat yang subur ditanami sayur. Beberapa rumah bahkan masih menyisakan halaman yang ditumbuhi bawang, kubis, tomat dan apel. Makin dekat dengan obyek wisata ini, makin sering terlihat apel bergelantungan di pohon yang terletak di setiap rumah warga, seolah tanaman ini hanya penghias rumah, bukan tanaman produktif yang jadi andalan warga poncokusumo serta jadi pesaing berat kota batu dalam menghasilkan buah apel yang terkenal sebagai Apel Malang (berbagai jenis/varietas apel: Manalagi, Ana, dll).

Untuk menuju kawasan ini, dari arah kota menuju Bandara Abdurrahman Saleh kemudian lurus hingga mencapai Desa Gubug Klakah. Jalan ini biasa dilalui para pendaki untuk naik ke Semeru maupun gunung Bromo. Kawasan tersebut memang dekat dengan hutan lindung Bromo Tengger Semeru. Dari Gubuk Klakah, jalanan terus menanjak dengan kemiringan sekitar 40 derajat Celsius. Sampai akhirnya tiba di obyek wisata air terjun itu sendiri. Sepanjang jalan kita benar-benar merasakan hawa dingin dan pemandangan alam yang sangat asri dan alami. Makanya, untuk berekreasi ke tempat ini sebaiknya di musim panas/kemarau agar tidak terganggu hujan dan hawa dingin yang makin menusuk.
Baiknya, di dekat obyek wisata tersebut sekarang ini sudah ada beberapa tempat penginapan sederhana yang harganya pasti terjangkau, namun tentu saja fasilitasnya sangat terbatas dan apa adanya sesuai kondisi lingkungan sekitar yang masih bernuansa pedesaan.
Masuk menuju tempat ini harus membeli tiket seharga Rp 5000,- (kalau hari raya atau libur harga biasanya lebih mahal) per orang. Tempat parkirnya juga berada didalam dan dijaga beberapa petugas untuk keamanan motor yang akan dititipkan. Sedangkan untuk kendaraan roda empat parkirnya di luar/halaman depan. Tempat parkir didalam ini agak unik, karena posisinya miring/mendaki sehingga untuk parkir paling atas harus dinaiki motornya dan agak tancap gas untuk sampai tempat yang dituju.
Setelah itu kita harus turun melewati jalan yang berbentuk undak-undakan kemudian beberapa kali jalan berganti naik dan berkelok-kelok. Bagi yang belum terbiasa jalan dalam suasana alam seperti ini cukup melelahkan, apalagi kanan kiri berupa bukit dan jurang. Bagusnya memang tersedia warung-warung sederhana bagi yang ingin minum panas maupun dingin dan camilan sederhana seperti gorengan dan mi instan, kopi maupun teh untuk sejenak beristirahat di tengah perjalanan. Bagi yang tidak ingin ngemil, tersedia juga tempat duduk untuk istirahat ditengah perjalanan untuk kemudian melanjutkan lagi sampai ke obyek yang dituju.
Di tengah perjalanan kita akan menemukan sungai yang lumayan lebar dengan batu-batu besar dan air cukup deras alirannya. Tapi jangan khawatir, disana tersedia jembatan bamboo yang cukup kuat dan dijamin aman untuk dilewati. Tapi tentu saja harus bergantian kalau ada banyak orang yang akan menyeberang dari dua arah yang berlawanan. Selain untuk keamanan, juga jembatan lebarnya kecil/sempit, karena untuk menjaga kekuatannya memang dibuat tidak terlalu lebar. Dari jembatan ini suara gemuruh air terjun sudah terdengar dan hawa dingin mulai terasa. Jika perjalanan diteruskan, apalagi dengan bersemangat, sekitar 10 menit kemudian sudah sampailah kita di depan air terjun. Perasaan yang selama perjalanan hanya diliputi penasaran dan lelah, terbayar sudah. Pemandangan benar-benar menakjubkan. Air terjun setinggi 96 m dan lumayan deras itu seperti membuat semua orang yang memandangnya berhenti berpikir, kecuali mengagumi keelokan lukisan alam yang indah dan menakjubkan ini ditengah alam yang sederhana dan asli.
Karena debit air cukup deras, dan tanda-tanda peringatan banyak dipasang di sekitar air terjun, maka sebaiknya pengunjung hanya sampai didepan pagar yang dipasang saja untuk berdiri melihat pemandangan. Jika kita turun untuk mendekat, misalnya mencebur kesungai dibawah yang mengalirkan airnya setelah jatuh kebawah, dengan batu-batu yang licin karena lumut dan dingin seperti es, maka pengunjunglah yang harus ekstra hati-hati.
Selain resiko terpeleset juga bisa tertimpa longsoran batu/tanah dari atas yang sewaktu-waktu terjadi. Apalagi jika datang lebih dekat kearah pancuran, resiko terbesar adalah jatuh dan tenggelam tertimpa guyuran air dengan debit cukup besar. Dan ini resiko paling fatal, karena bisa mengancam nyawa. Maka sebaiknya kita cukup menikmati pemandangan yang indah ini saja. Bahkan jika beruntung, cuaca cerah dengan matahari yang cukup terik pada jam sekitar 10.00 -14.00 siang, kita bisa melihat pelangi di sekitar air terjun.
read more →